Intisari Diskusi
Senin, 13 Februari 2023
Jokowi vs Surya Paloh: Lanjut Lagi, ke Mana Muaranya?
Syndicate Update – Forum Diskusi Publik
Sikap Nadem yang “berdiri di dua kaki” tentu menjadi masalah. Nasdem yang merupakan bagian dari koalisi petahana dan seharusnya mendukung petahana, justru malah menarasikan dirinya berseberangan dengan petahana. Perkara ini kemudian memunculkan pertanyaan: bagaimana kelanjutan hubungan antara Nasdem dan petahana?
Untuk menjawab persoalan itu, PARA Syndicate menggelar diskusi bertajuk “Jokowi vs Surya Paloh: Lanjut Lagi, ke Mana Muaranya?” pada Jumat, 10 Fabruari 2023. Di diskusi ini turut hadir Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo, pengamat dari Exposit Strategic Arif Susanto, dan Direktur Eksekutif LIMA Indonesia Ray Rangkuti. Berikut ini intisari dari diskusi tersebut.
Perlu dicatat bahwa persoalan Nasdem dan petahana bukan sekadar akibat mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres), melainkan juga karena Nasdem menggaungkan narasi yang kontradiktif dengan petahana yaitu sebagai antitesis Presiden Jokowi. Padahal Nasdem masih menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Presiden Jokowi.
Sebagai informasi, saat ini ada tiga politisi Nasdem yang menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju, yaitu Johnny G. Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Syahrul Yasin Limpo selaku Menteri Pertanian (Mentan), dan Siti Nurbaya Bakar selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Untuk diketahui, setelah Nasdem mengumumkan Anies Baswedan sebagai capresnya, muncul kembali isu reshuffle kabinet. Adapun isu reshuffle sendiri memang sudah diamini oleh Presiden Jokowi.
Di akhir Januari, pentolan Nasdem Surya Paloh diberitakan bertemu dengan Presiden Jokowi. Belum bisa dipastikan apa yang mereka bicarakan, namun tindakan politik Nasdem selanjutnya menunjukkan arah koalisi Nasdem ke depan dan hubungannya dengan petahana.
Setelah pertemuan itu, Surya Paloh dan elite Nasdem menyambangi partai lain, termasuk Gerindra, PKB, dan Golkar. Nasdem sendiri tak menutup peluang bergabung dengan koalisi lain, kendati Nasdem sudah berencana berkoalisi dengan Demokrat dan PKS di bawah bendera Koalisi Perubahan. Berangkat dari tindakan Nasdem itu, tampak kesan bahwa Nasdem memang masih ingin menjadi bagian dari petahana.
Kembali ke perihal reshuffle, sudah disinggung bahwa Jokowi akan melakukan reshuffle. Namun, ia tak memastikan waktunya dan siapa menteri yang akan di-reshuffle.
Pengamat memprediksi menteri asal Nasdem-lah yang akan di-reshuffle lantaran dianggap bersebarangan dengan koalisi petahana. Kiranya ini yang dianggap menjadi motivasi Surya Paloh bertemu Presiden Jokowi. Adapun waktu reshuffle kemungkinan sebelum lebaran; paling lambat Maret atau April. Jika melewati waktu itu, maka kemungkinan tak akan terjadi apa-apa. Pasalnya, reshuffle mendekati setahun Pemilu 2024 dirasa akan sulit mengingat kompetisi antarkoalisi.
Pengamat memprediksi adanya kemungkinan “tukar guling” Anies dan Johnny. Anies yang sudah diusung menjadi capres jadi aman, sementara Menkominfo Johnny jadi “ngeri-ngeri sedap”
Di tengah isu reshuffle belakangan ini, kembali berseliweran kabar bahwa Anies Baswedan terlibat korupsi Formula E—di mana ketika Formula E digelar di DKI Jakarta, ia merupakan gubernur provinsi tersebut. Kemudian muncul juga kasus korupsi pengadaan infrastruktur BTS 4G yang melibatkan Menkominfo Johnny, yang juga merupakan Sekjen Nasdem.
Pengamat memprediksi adanya kemungkinan “tukar guling” Anies dan Johnny. Anies yang sudah diusung menjadi capres jadi aman, sementara Menkominfo Johnny jadi “ngeri-ngeri sedap”. Ini skenario jika mau mengamankan Anies Baswedan sebagai capres. Skenario lainnya, Anies Baswedan bisa saja dibatalkan jadi capres dan Nasdem tetap bergabung dengan petahana.
Mengenai kepastian itu, diprediksi akan terlihat ketika hasil proses hukum yang melibatkan Menkominfo Johnny sudah selesai.
Surya Paloh disebut harus memastikan dan bersikap tegas di mana posisi Nasdem. Partai politik yang “berdiri di dua kaki” tidak akan populer. Justru akan kehilangan popularitas. Ini tentu akan mengancam eksistensi Nasdem sendiri.
Selain itu, mengingat elite Nasdem sudah menyatakan mencitrakan pihaknya bukan bagian dari petahana, Nasdem disebut lebih baik mundur dari koalisi petahana. Apalagi Anies Baswedan yang didudukung Nasdem sudah melakukan safari politik sebagai capres.
Nasdem juga harus menjaga soliditas relasi, terutama dengan parpol yang direncanakan akan berkoalisi.
Di samping hubungan petahana Presiden Jokowi dan Surya Paloh atau Nasdem yang disorot, Megawati Sukarnoputeri yang merupakan pentolan partai yang menaungi petahana, yakni PDI-P, juga harus disorot. Sebab, ketiga tokoh ini dianggap penting sebagai “kingmaker”. Sayangnya, sikap ketiganya masih belum jelas terkait pencapresan.
Meski begitu, Pemilu 2024 bukan sekadar pemilu untuk presiden. Ketiga tokoh tadi juga sedang mencari cara bagaimana mereka bisa menjaga peluang politik selanjutnya melalui posisi sebagai “kingmaker”. Adapun perihal konfigurasi koalisi yang pasti kemungkinan terbentuk setelah lebaran.
Terkait Nasdem, jika batal mengusungkan Anies Baswedan sebagai capres, maka Nasdem kemungkinan akan berkoliasi dengan parpol lain, di luar parpol Koalisi Perubahan.
Adapun perihal koalisi, ini ditentukan oleh popularitas, elektabilitas, dan pendanaan. Khusus pendanaan adalah faktor yang sangat penting, terutama untuk kampanye.
[Tim PARASyndicate]