Sari Diskusi
Kamis, 2 Maret 2023

Maret: Bulan Reshuffle dan Koalisi Laga Pilpres

Syndicate Update – Forum Diskusi Publik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengonfirmasi akan melakukan perombakan kabinet atau reshuffle. Memasuki Maret, wacana reshuffle itu semakin disorot. Pasalnya, waktu sudah semakin dekat dengan Pemilu 2024. Akan sulit bila reshuffle digelar lebih lama lagi, mengingat waktu menjelang pemilu sarat akan kompetisi antarkoalisi. Selain itu, kosongnya posisi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)—karena Zainudin Amali mengundurkan diri pada pekan lalu—menjadi sinyal bahwa reshuffle mesti dilakukan segera.

Lantas perihal kapan dan siapa saja yang akan di-reshuffle tentu dipertanyakan. Adapun reshuffle ini, ke depannya, akan menentukan konfigurasi koalisi partai politik (parpol) untuk berlaga di Pemilihan Presiden 2024.
Untuk membaca peluang reshuffle hingga bagaimana dampaknya pada koalisi parpol, PARA Syndicate menggelar diskusi bertajuk “Maret: Bulan Reshuffle dan Koalisi Laga Pilpres” pada Rabu, 1 Maret 2023. Di diskusi ini turut hadir Direktur Eksekutif PARA Syndicate Ari Nurcahyo, Direktur Eksekutif ALGORITMA Research and Consulting Aditya Perdana, dan Direktur Eksekutif LIMA Indonesia Ray Rangkuti. Berikut ini intisari dari diskusi tersebut.
Diprediksi bahwa reshuffle akan dilakukan sebelum Idulfitri. Jika mengacu pada fakta bahwa Presiden Jokowi kerap melakukan reshuffle pada Rabu Pon, maka ada kemungkinan reshuffle terdekat terjadi para Rabu Pon, 8 Maret 2023. Mungkin juga di Rabu Pon pada 12 April 2023.
Adapun menteri di kabinet yang berpotensi di-reshuffle ialah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin. Keduanya berasal dari Partai Nasdem, yang pada Oktober 2022 lalu resmi mencalonkan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) dan mempromosikannya sebagai antitesis pemerintah saat ini.
Sebagai gantinya, Menkominfo diprediksi akan digantikan oleh Nino Laksono. Kemudian Mentan digantikan oleh Teten Masduki, yang saat ini merupakan Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM). Ini memungkinkan terjadinya reposisi, di mana MenkopUKM akan diisi oleh Staf MenkopUKM Riza Damanik. Sementara itu, posisi Menpora yang saat ini kosong kemungkinkan akan diisi oleh Hasan Sadzily dari Golkar.
Terlepas dari prediksi itu, perihal kapan dan siapa yang di-reshuffle bergantung pada pertimbangan presiden. Adapun reshuffle dinilai sebagai kebutuhan mendesak karena dua pertimbangan, yaitu urgensi konsolidasi pemerintahan dan pertimbangan politik. Menyoal yang pertama, pemerintah harus solid karena harus memastikan semua program bisa dipenuhi sampai Oktober 2023—termasuk mengenai penyelenggaraan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Terkait yang kedua, presiden mendatang diharapkan bisa melanjutkan program pemerintah saat ini alias tidak mangkrak dan sia-sia.

Siapa yang layak menjadi penerus Presiden Jokowi, survei menunjukkan bahwa peringkat pertama yaitu Ganjar Pranowo, kemudian disusul oleh Prabowo Subianto. Adapun Anies Baswedan dianggap bukan penerus yang layak.

Ke depannya, reshuffle itu akan memengaruhi pembentukan koalisi untuk Pemilu 2024. Hingga kini ada empat blok partai politik (parpol) yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Indonesia Raya (KIR), Koalisi Perubahan, dan PDI-P. Namun, keempat blok ini masih rawan bubar atau rentan berubah.
Diproyeksikan bahwa akan ada dua atau tiga blok setelah reshuffle. Jika ada dua blok, maka komposisi blok pertama yang mungkin tercipta adalah PDI-P bergabung dengan KIR. Dalam hal ini, sebagian dari KIB bergabung ke KIR. Blok ini kemungkinan akan mengusulkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sebagai capres-cawapres, atau sebaliknya. Sementara itu, blok kedua terdiri dari sebagian KIB dan Koalisi Perubahan. Blok ini mengusulkan Anies Baswedan sebagai capres dan cawapresnya belum bisa dipastikan, namun kemungkinan Agus Harimurti Yudhoyono.
Apabila ada tiga blok, maka komposisi yang mungkin ada ialah masing-masing blok terdiri dari tiga partai. Blok pertama yaitu PDI-P dan sebagian dari KIB, yang akan mengusulkan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir. Blok kedua, KIR dan sebagian dari KIB yang akan mengusulkan Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto. Lalu Blok yang ketiga yaitu Koalisi Perubahan yang mengusulkan Anies Baswedan.
Selain faktor reshuffle, kepastian konfigurasi blok atau koalisi itu juga sangat ditentukan oleh sikap PDI-P dalam berkoalisi.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil survei Algoritma pada Januari 2023, Ganjar Pranowo punya peluang tinggi untuk menang, siapa pun pasangannya. Elektabilitasnya di atas 25 persen. Kemudian Prabowo Subianto juga berpeluang menang, namun ini bergantung siapa pasangannya. Sementara itu, Anies Baswedan berpotensi menang jika Ganjar tak dicalonkan.
Adapun perihal siapa yang layak menjadi penerus Presiden Jokowi, survei menunjukkan bahwa peringkat pertama yaitu Ganjar Pranowo, kemudian disusul oleh Prabowo Subianto. Adapun Anies Baswedan dinggap bukan penerus yang layak.

[Tim PARASyndicate]