Memahami Visi Persatuan Prabowo: Apakah Kita Bisa Mengabaikan Peran Oposisi?
Sistem ini diperlukan untuk menyeimbangkan kekuasaan dalam pemerintahan, dan merupakan salah satu prinsip fundamental dalam konstitusi banyak negara demokrasi, termasuk Indonesia.
Latar belakang pemikiran ini berasal dari pernyataan Prabowo Subianto yang berjanji untuk memasukkan semua pihak ke dalam pemerintahan jika ia memenangkan Pilpres 2024.
Dalam wawancara dengan Najwa Shihab, Prabowo berbicara tentang persatuan dan kerja sama, mengatakan bahwa keragaman suku dan daerah di Indonesia memerlukan kepemimpinan yang kompak dan kerja sama.
Meski ada kebenaran dalam pernyataan tersebut, kebijakan tersebut juga memiliki potensi untuk menimbulkan masalah, terutama dalam konteks pengecekan dan penyeimbangan dalam pemerintahan.
Pemilu 2019 telah menunjukkan kepada kita betapa berharganya keberadaan oposisi yang kuat dalam sistem pemerintahan kita.
Tanpa adanya oposisi yang efektif, pemerintah memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan berbagai undang-undang yang bisa jadi otoriter, seperti UU Cipta Kerja dan pelemahan KPK, yang telah menuai banyak kritik dari berbagai pihak.
Tanpa adanya mekanisme pengecekan dan penyeimbangan yang mumpuni, langkah-langkah tersebut dapat dilakukan secara legal, meskipun mungkin tidak sesuai dengan kepentingan rakyat.
Penyatuan semua unsur politik ke dalam pemerintahan, sebagaimana yang disarankan oleh Prabowo, bisa mengakibatkan pelemahan oposisi, yang pada gilirannya dapat melemahkan pengecekan dan penyeimbangan.
Meski niatnya mungkin baik, yakni untuk mewujudkan kerja sama dan persatuan, namun cara tersebut berpotensi membuka jalan bagi kebijakan yang tidak populer, bahkan mungkin merugikan, bisa diloloskan tanpa perlawanan yang signifikan.
Selain itu, Prabowo juga menganalogikan politik layaknya sepakbola yang harus mengedepankan kerja sama jika ingin meraih kemenangan.
“Analoginya saya ini suka sepak bola, teamwork. Kita bisa menang kalau sebelas orang ini kerja sama, one team. Ini yang bisa jadi juara. Indonesia perlu kerja sama ini,” katanya.
Walaupun analogi sepak bola yang diajukan Prabowo tampaknya logis, ada perbedaan mendasar antara bermain sepak bola dan memimpin negara.
Dalam sepak bola, memang tim yang bekerja sama dan bergerak sebagai satu unit biasanya lebih berhasil.
Namun dalam pemerintahan, diperlukan suatu bentuk kompetisi sehat, yang biasanya diberikan oleh oposisi, untuk memastikan bahwa kebijakan yang diusulkan memang dalam kepentingan terbaik rakyat.
Dalam konteks Indonesia, mengingat bahwa negara kita adalah negara yang besar dan beragam, penting bagi kita untuk memastikan bahwa suara dari semua kelompok dapat didengar, dan ini dapat dilakukan melalui sistem demokrasi yang sehat dengan adanya oposisi yang kuat.
Oposisi tidak hanya berfungsi untuk menentang pemerintah, tetapi juga untuk mempertanyakan dan memeriksa kebijakan-kebijakan yang diusulkan.
Sementara persatuan dan kerja sama memang penting, kita juga harus menjaga agar sistem pengecekan dan penyeimbangan tetap kuat, dan ini dapat dicapai dengan mempertahankan keberadaan oposisi yang efektif dan kuat dalam sistem pemerintahan kita.
Tidak ada sistem pemerintahan yang sempurna, dan bahkan sistem demokrasi dengan prinsip pengecekan dan penyeimbangannya masih memiliki kelemahan.
Namun, melalui pengalaman dan pelajaran dari masa lalu, kita telah belajar bahwa penting untuk menjaga keberagaman pendapat dan memastikan bahwa kebijakan pemerintah dapat diperiksa dan dipertanyakan oleh pihak-pihak yang berbeda.
Maka dari itu, wacana untuk memasukkan semua pihak ke dalam pemerintahan perlu dipertimbangkan secara matang.
Sejauh mana kita dapat mempertahankan sistem pengecekan dan penyeimbangan jika semua unsur memiliki afiliasi dengan pemerintahan?
Bagaimana kita dapat memastikan bahwa kebijakan yang diusulkan memang berpihak pada kepentingan rakyat, dan bukan hanya kepentingan sekelompok orang atau kelompok politik tertentu?
Menurut pandangan saya, bukan berarti kita tidak bisa mencapai persatuan dan kerja sama yang diusung Prabowo.
Memang, politik harus bijaksana dan penuh kesadaran. Namun, hal ini tidak berarti harus mengorbankan fungsi dan peran oposisi dalam sistem pemerintahan.
Justru dalam keadaan yang penuh kesadaran itulah oposisi memiliki peran yang sangat penting.
Dengan adanya oposisi yang kuat dan efektif, pemerintah dapat dipaksa untuk selalu melakukan introspeksi dan evaluasi.
Oposisi memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk mempertimbangkan dan memperbaiki kebijakan yang tidak populer dan merugikan rakyat.
Dalam konteks Indonesia, mengingat bahwa negara kita adalah negara yang besar dan beragam, penting bagi kita untuk memastikan bahwa suara dari semua kelompok dapat didengar, dan ini dapat dilakukan melalui sistem demokrasi yang sehat dengan adanya oposisi yang kuat.
Salah satu tantangan terbesar dalam menerapkan visi persatuan yang disampaikan Prabowo adalah mencegah lahirnya pemerintahan yang monolitik, di mana semua pihak berada di bawah satu payung yang sama.
Dalam situasi tersebut, berbagai suara dan pandangan mungkin akan tumpul dan dapat berpotensi menimbulkan pembatasan ruang demokrasi.
Lebih lanjut, pertanyaan kritis lain yang muncul adalah: bagaimana kita bisa memastikan bahwa pemerintah ini mampu mendengar dan memahami aspirasi rakyat jika semua pihak politik berada dalam satu kubu?
Kehadiran oposisi yang kuat dalam pemerintahan bukan hanya berfungsi sebagai penyeimbang, tetapi juga sebagai saluran bagi aspirasi masyarakat yang mungkin tidak terwakili oleh pemerintah yang ada.
Konsep Prabowo tentang persatuan dan kerja sama harus dipandang sebagai upaya membangun Indonesia yang lebih baik. Namun, perlu ada pemahaman yang jelas bahwa kerja sama bukan berarti mengaburkan perbedaan.
Melainkan, kerja sama sejati terjadi ketika perbedaan dihargai dan menjadi bagian penting dari proses pengambilan keputusan. Keragaman politik adalah aspek penting dari demokrasi yang sehat dan dinamis.
Menyongsong Pilpres 2024, kita harus mempertimbangkan kebutuhan akan oposisi yang kuat dan efektif sebagai bagian integral dari demokrasi kita.
Oposisi bukan hanya penting untuk mencegah dominasi oleh satu pihak, tetapi juga untuk mendorong debat dan diskusi yang sehat dan produktif mengenai kebijakan publik.
Pembahasan tentang UU Cipta Kerja dan pelemahan KPK menggambarkan pentingnya adanya oposisi yang kuat.
Mereka adalah contoh betapa pentingnya adanya keberagaman pendapat dan perdebatan yang mendalam dalam proses pembuatan kebijakan.
Kedua masalah ini menimbulkan protes dan perlawanan besar-besaran dari masyarakat, menunjukkan betapa pentingnya suara oposisi dalam mencegah kebijakan yang bisa merugikan rakyat.
Sebagai bangsa, kita harus berusaha untuk menciptakan lingkungan politik di mana oposisi dan pemerintah dapat bekerja sama, bukan menjegal satu sama lain.
Kerjasama ini tidak hanya akan memperkuat demokrasi kita, tetapi juga akan memastikan bahwa kebijakan yang diambil adalah yang terbaik untuk rakyat Indonesia.
Untuk itu, visi Prabowo tentang persatuan dan kerja sama harus disertai dengan pengakuan terhadap peran penting oposisi.
Peran oposisi dalam menjaga pengecekan dan penyeimbangan dalam pemerintahan adalah hal yang fundamental dan tidak bisa diabaikan.
Keragaman pendapat dan keberadaan oposisi bukanlah hambatan, tetapi sebaliknya, mereka adalah aset berharga dalam pembangunan demokrasi yang matang dan sehat.
Sebagai penutup, saya ingin menekankan bahwa peran oposisi dalam demokrasi tidak bisa diabaikan.
Seharusnya kita melihat oposisi bukan sebagai musuh, tetapi sebagai mitra yang membantu pemerintah untuk selalu melakukan yang terbaik untuk rakyatnya.
Pemilu 2019 telah menunjukkan kepada kita betapa berharganya keberadaan oposisi yang kuat dalam sistem pemerintahan kita.
Mari kita belajar dari pengalaman tersebut dan berusaha untuk terus mempertahankan dan memperkuat sistem pengecekan dan penyeimbangan dalam pemerintahan kita.
(Tulisan ini sudah diterbitkan di kompas.com dengan judul yang sama [https://nasional.kompas.com/read/2023/07/04/05450001/memahami-visi-persatuan-prabowo–apakah-kita-bisa-mengabaikan-peran-oposisi-] pada Selasa, 4 Juli 2023)
Virdika Rizky Utama