Peluang dan Tantangan Indonesia-Quad Membangun Kolaborasi Strategis
Quad pada awalnya dipicu oleh tsunami tahun 2004 dan dihidupkan kembali tahun 2017. Quad merupakan poros strategis dan ekonomi untuk mempromosikan tatanan berbasis aturan yang inklusif di kawasan Indo-Pasifik.
Quad bukan hanya kelompok yang berfokus pada keamanan yang bertujuan untuk menangkal agresi China, tetapi juga platform yang berusaha untuk berkontribusi pada kemakmuran regional dengan menyediakan barang publik seperti vaksin, infrastruktur, dan teknologi yang tahan iklim.
Meskipun tujuan luas Quad bisa terlihat membingungkan, sangat penting untuk melihatnya sebagai pelengkap dan bukan sebagai pengganti mekanisme regional yang sudah ada, seperti the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Memahami sifat Quad sangat penting bagi Indonesia, mengingat peran Indonesia yang cukup besar dalam ASEAN dan kawasan Indo-Pasifik.
Potensi Keuntungan
Sekilas, dengan janji menyediakan barang publik dan meningkatkan kemakmuran regional, Quad mungkin tampak bermanfaat bagi negara seperti Indonesia. Namun, memahami implikasi potensialnya sangat penting untuk menyusun tanggapan yang tepat.
Sebagai sebuah platform multilateral, Quad lebih dari sekadar kelompok yang berfokus pada keamanan yang dirancang untuk melawan pengaruh China. Quad bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan stabilitas kawasan melalui kolaborasi di beberapa sektor penting.
Bidang-bidang kerja sama yang diidentifikasi oleh Quad, seperti vaksin, infrastruktur, perubahan iklim, dan bantuan kemanusiaan, semuanya relevan dengan Indonesia.
Pertama, Indonesia dapat memperoleh manfaat besar dari keterlibatan dengan Quad dalam bidang kesehatan masyarakat. Pandemi COVID-19 telah memperlihatkan kelemahan sistem kesehatan masyarakat Indonesia.
Komitmen Quad untuk memberikan “800 juta dosis vaksin COVID-19” yang dijanjikan memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengatasi masalah kesehatan yang mendesak dan membangun ketahanan kesehatan masyarakat dalam jangka panjang. Indonesia juga dapat berbagi pengalaman dalam menangani pandemi dengan inisiatif kesehatan masyarakat Quad.
Kedua, ekonomi digital Indonesia yang berkembang pesat dapat mengambil manfaat dari fokus Quad pada konektivitas digital. Dengan penetrasi pengguna internet dan berkembangnya dunia startup digital, Indonesia dapat mengambil manfaat dari inisiatif Quad untuk meningkatkan infrastruktur dan ketahanan digital. Partisipasi dalam inisiatif tersebut dapat mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Selain itu, Indonesia dapat menyelaraskan diri dengan inisiatif perubahan iklim Quad, karena Indonesia sangat terpengaruh oleh perubahan iklim. Indonesia menghadapi berbagai tantangan lingkungan, termasuk deforestasi, degradasi lahan, dan ancaman kebakaran hutan. Berkolaborasi dengan Quad dapat menyediakan teknologi, keahlian, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah ini.
Tantangan
Meskipun peluang-peluang ini cukup menjanjikan, Indonesia harus mendekati Quad dengan sikap yang seimbang dan strategis, dengan mempertimbangkan beberapa hal penting. Kekhawatiran utama bagi Indonesia adalah potensi dikesampingkannya sentralitas ASEAN dalam arsitektur regional.
Sebagai anggota pendiri dan pemain kunci di ASEAN, Indonesia memiliki kepentingan yang cukup besar dalam memastikan keunggulan ASEAN. Karena itu, Indonesia harus terus menegaskan peran ASEAN dan memastikan bahwa kegiatan Quad tidak meminggirkan ASEAN, melainkan memperkuat sentralitasnya.
Indonesia juga harus mempertimbangkan dinamika geopolitik yang rumit di sekitar Quad. Terlepas dari ambiguitas Quad mengenai sikapnya terhadap China, Quad secara umum dianggap sebagai blok anti-China.
Hal ini menimbulkan dilema bagi Indonesia mengingat posisi hubungannya yang seimbang antara China dan AS. Mempertahankan non-alignment telah menjadi landasan kebijakan luar negeri Indonesia, dan setiap penyelarasan dapat mengganggu hubungannya dengan kedua negara adidaya ini.
Indonesia dapat menyelaraskan diri dengan inisiatif perubahan iklim Quad, karena Indonesia sangat terpengaruh oleh perubahan iklim. Indonesia menghadapi berbagai tantangan lingkungan, termasuk deforestasi, degradasi lahan, dan ancaman kebakaran hutan. Berkolaborasi dengan Quad dapat menyediakan teknologi, keahlian, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah-masalah ini.
Selain itu, meskipun penyediaan barang publik oleh Quad sangat menarik, Indonesia harus memastikan bahwa hal ini tidak mengarah pada komitmen yang dapat melanggar otonomi strategis atau kedaulatannya. Indonesia harus menghindari keterlibatannya dalam persaingan geopolitik dan mendorong semua aktor regional, termasuk Quad, untuk fokus pada upaya kolaboratif yang mempromosikan pertumbuhan dan keamanan bersama.
Peluang lain bagi Indonesia terletak pada visi ‘Global Maritime Fulcrum’, yang berupaya memaksimalkan potensi maritimnya. Mengingat kepentingan Quad dalam keamanan maritim dan pentingnya Indo-Pasifik dalam visi ini, Indonesia dapat secara aktif terlibat dengan Quad untuk meningkatkan kemampuan angkatan lautnya.
Untuk memajukan diskusi, ketidakjelasan Quad mengenai masalah keamanan mungkin akan menguntungkan Indonesia. Dengan China sebagai salah satu mitra dagang utamanya, Indonesia selalu berusaha untuk mempertahankan sikap yang seimbang antara AS dan China.
Pendekatan Quad saat ini, yang menyembunyikan niat keamanannya sambil menekankan penyediaan barang publik, memungkinkan Indonesia untuk terlibat dengan kelompok tersebut tanpa membuat China khawatir.
Meskipun demikian, Indonesia harus mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari postur keamanan Quad, terutama karena Indonesia berbagi perbatasan maritim dengan China di Laut Cina Selatan, di mana ketegangan telah meningkat.
Demi Pertahanan Maritim
Terlepas dari kebijakan non-alignment-nya, Indonesia memiliki kepentingan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan maritimnya dan terlibat dengan Quad dalam inisiatif seperti kesadaran domain angkatan laut, untuk memastikan bahwa tindakannya tidak meningkatkan ketegangan regional.
Aspek penting lainnya yang harus dipertimbangkan Indonesia adalah potensi dampak Quad terhadap mekanisme dan forum regional. Sebagai contoh, Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam forum-forum seperti the Indian Ocean Rim Association (IORA) and the Pacific Islands Forum (PIF).
Namun, tumpang tindihnya kepentingan Quad dengan forum-forum tersebut, terutama dalam isu-isu seperti keamanan maritim dan konektivitas, berpotensi mengurangi pengaruh forum-forum tersebut. Karena itu, Indonesia harus memastikan bahwa keterlibatannya dengan Quad tidak melemahkan komitmennya terhadap mekanisme regional tersebut.
Strategi diplomasi Indonesia terhadap Quad juga harus melibatkan penguatan hubungan bilateral dengan negara-negara anggotanya. Setiap negara Quad merupakan mitra penting bagi Indonesia dalam bidang pertahanan, perdagangan, investasi, atau kerja sama pembangunan.
Memperdalam hubungan bilateral itu akan memastikan bahwa kepentingan Indonesia dipertimbangkan dalam inisiatif Quad. Selain itu, Indonesia dapat menggunakan pengaruhnya di ASEAN untuk menyatukan kelompok ini dan Quad, meningkatkan upaya kolaboratif mereka.
Sebagai contoh, ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) menyediakan platform bagi Quad untuk terlibat lebih banyak dengan negara-negara anggota ASEAN. Dengan dipandu oleh Indonesia, hal ini dapat mengarah pada peningkatan sinergi antara ASEAN dan Quad, yang menghasilkan inisiatif yang mempromosikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, inklusif, dan berbasis aturan.
Terakhir, perlu dicatat bahwa keterlibatan Indonesia dengan Quad harus melampaui tingkat pemerintahan. Keterlibatan tersebut harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk sektor swasta, akademisi, masyarakat sipil, dan publik.
Keterlibatan berbasis luas seperti itu akan memastikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai dampak Quad dan mendorong transparansi dan akuntabilitas.
Respons Indonesia terhadap pengaruh Quad yang semakin besar haruslah bersifat multiaspek, pragmatis, dan berwawasan ke depan. Dengan mengenali peluang dan mengatasi kekhawatiran, Indonesia dapat mengubah kebangkitan Quad menjadi keuntungan strategis.
Pendekatan ini akan memungkinkan Indonesia mempertahankan kebijakan non-bloknya, menjunjung tinggi sentralitas ASEAN, meningkatkan posisi internasionalnya, dan berkontribusi secara lebih signifikan terhadap kemakmuran dan stabilitas kawasan Indo-Pasifik.
(Tulisan ini sudah diterbitkan di kompas.com dengan judul yang sama [https://www.kompas.com/global/read/2023/06/19/112334670/peluang-dan-tantangan-indonesia-quad-membangun-kolaborasi-strategis?page=all#page2] pada Senin, 19 Juni 2023)
Virdika Rizky Utama