Peran Baru Tiongkok dan Implikasi bagi Indonesia

Peran Baru Tiongkok dan ImplIkasi bagi Indonesia

Pandangan dunia internasional pun tertuju pada kunjungannya tersebut, sebab dilakukan tepat setelah peringatan pertama konflik Rusia-Ukraina. Banyak yang mengharapkan Xi untuk mempromosikan perdamaian antara Moskow dan Kyiv.

Sebelumnya, upaya diplomatik Tiongkok berhasil menyelesaikan konflik berkepanjangan antara Iran dan Arab Saudi. Hal ini menunjukkan bahwa Tiongkok dapat memainkan peran kunci dalam menentukan masalah paling kompleks di dunia. Perjanjian antara Iran dan Arab Saudi yang difasilitasi oleh Tiongkok tidak hanya menghasilkan gencatan senjata saja, tetapi juga menjadi contoh bagaimana perdamaian dapat dicapai melalui inisiatif dan kerja nyata daripada hanya sekadar cita-cita luhur.

Keberhasilan diplomatik dalam menyelesaikan konflik antara Iran dan Arab Saudi, serta menengahi pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina menandai perubahan signifikan dalam politik global. Kini, Tiongkok telah meneguhkan diri menjadi pendamai baru di kancah internasional.

Keberhasilan upaya perdamaian Tiongkok di Timur Tengah bukan hanya hasil dari pragmatisme ekonomi, melainkan juga cerminan dari pengaruh diplomatik dan soft power Tiongkok yang tumbuh. Keterlibatan Tiongkok yang meningkat dalam urusan global semakin terlihat saat Amerika Serikat menarik diri dari Timur Tengah dan kawasan lain. Tren ini kemungkinan akan berlanjut, dengan Tiongkok memainkan peran yang lebih aktif dalam menyelesaikan konflik dan mempromosikan perdamaian di seluruh dunia.

Pendekatan Tiongkok untuk menyelesaikan konflik terbukti efektif. Dengan menawarkan insentif ekonomi dan keuntungan yang nyata, Tiongkok telah membawa pihak yang bertikai ke meja perundingan dan menemukan jalan ke depan demi kepentingan bersama. Perhatian Tiongkok ke konflik di Ukraina memperjelas komitmen negara tersebut untuk lebih menonjolkan perannya dalam upaya pemeliharaan perdamaian global. Selain itu, kemampuan yang terus ditampilkan oleh Tiongkok dalam membawa perdamaian membuka peluang untuk negara tersebut memainkan peran penting dalam menyelesaikan konflik global lainnya, mulai dari Myanmar hingga Semenanjung Korea.

Membuktikan Diri

Meskipun sudah mencapai segenap keberhasilan, Tiongkok perlu terus membuktikan diri sebagai kekuatan global yang bertanggung jawab. Tuduhan kepentingan pribadi, pemaksaan, dan jebakan utang telah membayanginya selama bertahun-tahun. Peran baru Tiongkok sebagai pendamai menunjukkan keinginan untuk maju dan memikul tanggung jawab global yang lebih besar, serta berkemungkinan menjadi pemain kunci dalam membangun perdamaian dunia.

Tiongkok dengan tegas menolak memihak dalam konflik Rusia-Ukraina karena memiliki hubungan baik dengan dua negara tersebut. Tiongkok juga tetap tidak setuju dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), yang telah menggunakan krisis Ukraina untuk mengobarkan perang proksi melawan Rusia.

NATO yang dipimpin AS adalah warisan Perang Dingin, yang seharusnya dibubarkan setelah runtuhnya Uni Soviet. Namun demikian, alih-alih membubarkan NATO, kekuatan Barat malah memperluasnya ke arah timur, memicu perselisihan dengan Rusia.

Dalam masalah Rusia-Ukraina, Tiongkok telah mematuhi Piagam PBB dan norma-norma dasar hubungan internasional. Selain itu, Tiongkok mendukung keadilan dan perdamaian, serta secara konsisten menyerukan pembicaraan damai untuk membantu mengakhiri konflik. Hal itu ditunjukkan dalam “China’s Position on the Political Settlement of the Ukraine Crisis” yang dirilis pada Februari 2023.

Peran Tiongkok sebagai pembawa perdamaian baru dalam politik global berimplikasi pada Indonesia, negara yang memiliki ikatan ekonomi yang erat dengan Tiongkok dan memiliki andil dalam perdamaian dan stabilitas kawasan.

Jadi selama kunjungan Xi ke Rusia, Tiongkok akan tetap pada posisi objektifnya dan mencoba memainkan peran konstruktif dalam menengahi perdamaian antara pihak yang bertikai. Misi perdamaian yang diemban dalam konflik Rusia-Ukraina menunjukkan kesediaan Tiongkok untuk terlibat dalam masalah geopolitik yang kompleks dan menantang. Hal ini tentu memiliki dampak signifikan bagi perdamaian dan stabilitas global, khususnya di kawasan dengan konflik dan kekerasan yang meluas.

Sudah semestinya seluruh negara dan pemangku kepentingan menyambut baik peran Tiongkok sebagai pendamai yang menjadi perkembangan positif bagi politik global. Namun, Tiongkok harus menunjukkan komitmen terhadap tata kelola global yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, terutama terkait perubahan iklim, ketahanan pangan, dan sampah laut.

Pertumbuhan kekuatan dan pengaruh Tiongkok dibarengi pula dengan tanggung jawab internasionalnya. Hal ini sejalan dengan cita-cita Tiongkok di bawah pemerintahan Xi bahwa Tiongkok harus mencari “harmony for the entire world” dan modernisasi Tiongkok juga merupakan jalan yang harus diambil negara untuk “seek progress for humanity and harmony for the entire world.” Tujuannya tidak hanya untuk memberikan manfaat bagi rakyat Tiongkok tetapi juga untuk mempromosikan pembangunan bersama di seluruh dunia.

Berimplikasi pada Indonesia

Peran Tiongkok sebagai pembawa perdamaian baru dalam politik global berimplikasi pada Indonesia, negara yang memiliki ikatan ekonomi yang erat dengan Tiongkok dan memiliki andil dalam perdamaian dan stabilitas kawasan.

Perekonomian Indonesia sangat bergantung pada perdagangan dengan Tiongkok. Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia. Setiap gangguan hubungan Tiongkok dengan negara lain, khususnya di kawasan, dapat berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Makanya, Indonesia berkepentingan untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional, yang dapat disumbangkan oleh upaya perdamaian Tiongkok.

Selain itu, sebagai anggota ASEAN, Indonesia berperan penting dalam mendorong kerja sama dan dialog kawasan. Pengaruh diplomatik dan soft power Tiongkok yang berkembang dapat menghadirkan peluang dan tantangan bagi Indonesia. Di satu sisi, keterlibatan Tiongkok dalam urusan regional dapat mendorong kerja sama dan stabilitas yang lebih besar. Namun, di sisi lain, asertifnya Tiongkok dalam sengketa wilayah di Laut Tiongkok Selatan menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, Indonesia perlu terlibat secara konstruktif dengan Tiongkok, mempromosikan dialog dan kerja sama sambil mempertahankan kepentingannya dan kepentingan kawasan. Sebab, peran Tiongkok dalam politik global terus berkembang, Indonesia perlu mengarahkan perubahan ini dengan cara mempromosikan dan kepentingan kepentingan nasionalnya, agar dapat berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas kawasan.

(Tulisan ini sudah diterbitkan di detik.com dengan judul yang sama [https://news.detik.com/kolom/d-6636108/peran-baru-tiongkok-dan-impilkasi-bagi-indonesia] pada Jumat, 24 Maret 2023)

Virdika Rizky Utama